PENDIDIKAN ANAK PRA SEKOLAH
Pengertian
Pendidikan pra sekolah adalah pendidikan yang
diberikan kepada anak-anak balita sebelum masuk sekolah taman kanak-kanak atau
pendidikan dasar pertama yaitu sekolah dasar (SD). Sistem pendidikan ini juga
sering dinamakan dengan pendidikan usia dini atau PAUD. Sistem pendidikan pra
sekolah ini pertama kali dikenal oleh masyarakat ketika mereka mulai menyadari
arti pentingnya mendidik anak sejak dini. Sehingga penyelenggaraannya juga
lebih sering dilakukan oleh masyarakat sendiri melalui berbagai macam
organisasi seperti PKK atau Lembaga Swadaya Masyarakat lain yang bergerak di
bidang pendidikan.
Adapun tujuan utama dari pendidikan pra sekolah adalah
untuk mengembangkan tingkat kecerdasan dan mental baik secara fisik dan rohani,
serta membentuk karakter anak agar bisa mengatur perasaan
emosi serta punya jiwa sosial yang tinggi. Sehingga ketika mereka masuk pada
tingkat pendidikan dasar pertama, anak-anak bisa menyelesaikan masalah yang
dihadapi dengan lebih mandiri.
Mendidik anak sejak dini memang memang perlu melibatkan
masyarakat umum bukan sekedar menjadi tugas orangtua semata. Karena rentang
usia antara nol hingga enam tahun adalah masa emas dimana otak anak mengalami
perkembangan yang sangat pesat hingga mencapai 80%. Pada usia ini anak dengan
mudah menyerap berbagai informasi melalui obyek yang dilihat dan diamati.
Namun pada usia ini pula anak belum bisa membedakan mana
info yang baik dan yang tidak baik bagi mereka. Dan yang tidak boleh dilupakan,
anak-anak ini ketika melakukan pengamatan tidak terbatas pada lingkup
keluarganya saja, namun sudah mulai merambah pada lingkungan luar rumah. Dari
sini sistem pendidikan pra sekolah untuk mendidik anak sejak dini yang diadakan
akan punya peran yang penting.
Tahapan Pertumbuhan dan Perkembangan Anak
Prasekolah
Pada perosesnya anak memiliki kesempatan yang sama untuk
mengembangkan berbagai kegiatan jasmani. Pada usia tiga tahun anak mampu
melakukan berbagaigerkan-gerakan yang telah bagus, seperti melempar menaiki tangga
dan berlari.Sebagai orang tua dan guru harus memiliki potensi untuk mendorong
untuk perkembangan koqnitif dan motorik anak tersebut. Dengan
demikian perlu adanya perencanaan pendidikan untuk anak Prasekolah
sehingga kognitif dan motorik anak dapat terarahkan dengan baik.Untuk
merancang pendidikan anak, para orang tua dan guru perrlu berpikir agar
tidak terlalu banyak menuntut keterampilan di luar kemampuan anak. Setiap
harianak-anak membutuhkan latihan kegiatan jasmani yang disertai kebugaran danaktivitas
yang tinggi, tetapi kecendrungan anak saat ini lebih banyak melakukankegiatan
pasif seperti menonton atau duduk diam di bangku atau kursi.
Keteraturan dan Ketidak Teraturan Perkembangan Anak
Prasekolah
- Dari konsepnya guru mempunyai kecenderungan memperlakuklan anak didiknyadengan perlakukan rata-rata atau sedikit di atas rata-rata. Walaupun ada di antaranyaguru yang sedikit menyimpang, akan tetapi dalam beberapa hal masih dapat diterima.
- Perbedaan yang ada di antara anak-anak biasanya adalah dalam betuk budaya, bahasa, sosial dan perbedaan atau kelainan yang ditemukan.
- perbedaan budaya, setiap kelompok manusia di dalam suatu masyrakat mempunyai nilai budaya yang khas sifatnya. Budaya dapat diartikan sebagaisikap dan tigkah laku yang telah dipelajari dan dimiliki sekelompok orang.
- perbedaan bahasa, jika anak bebeda dari segi budaya maka seringkali mereka juga berbeda dari segi bahasa yang dipergunakan. Misalnya anak memiliki kemampuan retorika berbahasa indonesia yang berbeda, ini juga dapatmenyebabkan anak menjadi malu dan terhambat perkembangan sosialnya.
- perbedaan kelas sosial ekonomi, dari hasil penelitian ditemukan bahawa ada perbedaan yang sagat signifikan dalam tugas akademik antara anak yang berasal dari keluarga kurang mampu dengan anak dari keluarga yang lebihmampu. Perbedaan ini pada dasarnya bukan berasal dari keturunan (heraditas),namun sering dikatakan dengan pengaruh lingkungan.
Ciri-ciri Anak Prasekolah atau TK
Ciri Anak Prasekolah atau TK – Perkembangan
sosial merupakan pencapaian kematangan dalam hubungan sosial, dapat juga
diartikan sebagai proses belajar untuk menyesuaikan diri terhadap norma-norma
kelompok, moral, dan tradisi. Perkembangan sosial anak sangat dipengaruhi oleh proses
perlakuan atau bimbingan orang tua terhadap anak dalam mengenalkan berbagai aspek kehidupan sosial,
atau norma- norma kehidupan bermasyarakat.
Dalam proses perkembanganya ada ciri-ciri yang melekat dan
menyertai periode anak tersebut. Menurut Snowman (1993 dalam Patmonodewo,
2003) mengemukakan ciri-ciri anak prasekolah (3-6
tahun) yang biasanya ada TK. Ciri-ciri anak TK dan prasekolah yang dikemukakan meliputiaspek
fisik, sosial, emosi dan kognitif.
1) Ciri Fisik Anak
Prasekolah Atau TK.
Penampilan maupun gerak gerik prasekolah mudah dibedakan
dengan anak yang berada dalam tahapan sebelumnya. Anak prasekolah umumnya
aktif. Mereka telah memiliki penguasaan atau kontrol terhadap tubuhnya dan
sangat menyukai kegiatan yang dilakukan sendiri. Setelah anak melakukan
berbagai kegiatan, anak membutuhkan istirahat yang cukup, seringkali anak tidak
menyadari bahwa mereka harus beristirahat cukup. Jadwal aktivitas yang tenang
diperlukan anak.
2) Ciri Sosial Anak
Prasekolah atau TK
Umumnya anak pada tahapan ini memiliki satu atau dua
sahabat, tetapi sahabat ini cepat berganti, mereka umumnya dapat cepat
menyesuaikan diri secara sosial, mereka mau bermain dengan teman. Sahabat yang
dipilih biasanya yang sama jenis kelaminnya, tetapi kemudian berkembang sahabat
dari jenis kelamin yang berbeda.
oAnak lebih mudah seringkali bermain bersebelahan dengan
anak yang lebih besar. Parten (1932) dalam social participation among
praschool children melalui pengamatannya terhadap anak yang bermain
bebas di sekolah, dapat membedakan beberapa tingkah laku sosial:
- · Tingkah laku unoccupied anak tidak bermain dengan sesungguhnya. Ia mungkin berdiri di sekitar anak lain dan memandang temannya tanpa melakukan kegiatan apapun.
- Bermain soliter anak bermain sendiri dengan menggunakan alat permainan, berbeda dari apa yang dimainkan oleh teman yang berada di dekatnya, mereka berusaha untuk tidak saling berbicara.
- Tingkah laku onlooker anak menghasilkan tingkah laku dengan mengamati. Kadang memberi komentar tentang apa yang dimainkan anak lain, tetapi tidak berusaha untuk bermain bersama.
- Bermain pararel anak-anak bermain dengan saling berdekatan, tetapi tidak sepenuhnya bermain bersama dengan anak lain, mereka menggunakan alat mainan yang sama, berdekatan tetapi dengan cara tidak saling bergantung
- Bermain asosiatif anak bermain dengan anak lain tanpa organisasi. Tidak ada peran tertentu, masing-masing anak bermain dengan caranya sendiri-sendiri.
- Bermain Kooperatif anak bermain dalam kelompok di mana ada organisasi. Ada pemimpinannya, masing-masing anak melakukan kegiatan bermain dalam kegiatan, misalnya main toko-tokoan, atau perang-perangan.
3) Ciri Emosional Anak
Prasekolah atau TK
Anak TK cenderung mngekspreseikan emosinya dengan bebas dan
terbuka. Sikap marah sering diperlihatkan oleh anak pada usia tersebut.
Iri hati pada anak prasekolah sering terjadi, mereka
seringkali memperebutkan perhatian guru.
4) Ciri Kognitif Anak
Prasekolah atau TK
Anak prasekolah umumnya terampil dalam berbahasa. Sebagian
dari mereka senang berbicara, khususnya dalam kelompoknya, sebaiknya anak
diberi kesempatan untuk berbicara, sebagian dari mereka dilatih untuk menjadi
pendengar yang baik.
Kompetensi anak perlu dikembangkan melalui interaksi, minat,
kesempatan, mengagumi dan kasih sayang. Ainsworth dan Wittig (1972) serta Shite
dan Wittig (1973) menjelaskan cara mengembangkan agar anak dapat berkembang
menjadi kompeten dengan cara sebagai berikut:
- Lakukan interaksi sesering mungkin dan bervariasi dengan anak
- Tunjukkan minat terhadap apa yang dilakukan dan dikatakan anak.
- Doronglah anak agar mau mencoba mendapatkan ketrampilan dalam berbagai tingkah laku.
- Tentukan batas-batas tingkah laku yang diperbolehkan oleh lingkungannya.
- Kagumilah apa yang dilakukan anak.
·
·
0 komentar:
Posting Komentar